Pembangungan BIJB. (Foto : Radar Cirebon) |
Imad Analis. Pemerintah Kabupaten Indramayu akan segera melakukan koordinasi terkait pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka, yang berpotensi membuat wilayah Indramayu kebanjiran. Hal tersebut disebabkan, di wilayah pembangunan bandara, resapan air dinilai belum berjalan dengan baik.
“Kita harus segera koordinasi. Mudah-mudahan minggu depan dapat bertemu dengan pihak-pihak terkait guna membahas persoalan ini,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu Drs Edi Kusdiana usai apel gelar pasukan siap siaga bencana di Alun-alun Indramayu, Rabu (6/12).
Edi mengungkapkan, saat curah hujan tinggi, air di lokasi pembangunan BIJB langsung mengalir ke sungai-sungai atau persawahan dan terhalang oleh jalanan. Pasalnya, daerah yang semula merupakan wilayah persawahan, kini berubah menjadi lahan bandara. Sehingga, air pun mengalir ke tempat lain seperti sungai.
Dampak dari hal tersebut, debit air Sungai Cimanuk dan anak sungainya meluap dan membanjiri wilayah Indramayu. Hal tersebut harus menjadi perhatian dari semua pihak. Edi berharap, semua pihak dapat menemukan titik temu akan permasalahan potensi banjir tersebut.
Edi menambahkan, daerah yang berpotensi banjir di antaranya daerah yang dekat dengan BIJB Kertajati seperti Tukdana, Lelea, dan Widasari. Untuk itu, BPBD telah melakukan langkah antisipasi banjir di wilayah-wilayah tersebut.
Pemerintah daerah sejauh ini juga telah berupaya mengantisipasi munculnya banjir di Indramayu. Di antaranya penguatan tanggul-tanggul kritis di sepanjang daerah aliran Sungai Cimanuk. Edi mengatakan, total BPBD Indramayu sudah menyalurkan sebanyak 7.000 karung pasir ke daerah-daerah dengan tanggul kritis. Dikatakannya, ada 12 kecamatan dengan titik tanggul kritis. Di antaranya Kandanghaur, Jatibarang, Lohbener, dan Widasari.
Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu, Ahmad Bachtiar mengatakan, bencana yang melanda Kabupaten Indramayu sepanjang tahun ini tidak memakan korban. Namun demikian, semua instansi dan masyarakat mesti tetap siaga.
Dia menambahkan, bencana dominan yang terjadi di Indramayu yakni angin puting beliung dan banjir. Kedua bencana tersebut terjadi di tiga titik lokasi berbeda. “Cuma ada tiga bencana. Tahun kemarin juga sama (tiga bencana) di Tulungagung, Bangkir ,dan Eretan.
Bahtiar menambahkan, upaya normalisasi sungai mutlak dilakukan untuk mengatasi banjir di Indramayu. Menurutnya, tanpa normalisasi maka banjir akan sulit untuk teratasi dengan baik. Untuk melakukan langkah normalisasi pemerintah daerah tidak dapat bekerja sendiri. Terlebih kewenangan pengerukan juga ada di pemerintah pusat.
“Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak BBWS (balai besar wilayah sungai) untuk penanganan, dan kami berharap segera ada tindakan nyata,” harapnya. (Radar Cirebon)
Baca juga :
- Pilgub Jabar, Golkar Pangandaran Siap Menangkan Pasangan RK-DMS
- Jadwal Dokter Kandungan di RSIA Irhamna Terusan Sindang