Imad Analis. Pemkot Bandung melalui Dinas Pangan dan Pertanian akan memperbanyak perjanjian kerjasama (MoU) dengan daerah-daerah produsen komoditas sembilan bahan pokok. Sebagai kota metropolitan, pasokan komoditas pangan di Bandung hingga saat ini masih sangat bergantung dari daerah lain. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan di Kota Bandung.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dispangtan Kota Bandung Elly Wasliah saat acarasidang tahunan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kota Bandung yang digelar di Hotel Golden Flower, Jalan Sudirman, Kota Bandung, Rabu (23/12).
Elly mencontohkan, untuk penyediaan beras di Kota Bandung pihaknya masih mengandalkan pasokan dari wilayah tetangga di Bandung Raya seperti Kabupaten Bandung ataupun KBB.
"Karena kita engga punya lahan, makanya kita kerjasama dengan yang lain. Untuk saat ini kita baru kerjasama dengan wilayah-wilayah di Bandung Raya. Ke depan kita juga akan kerja sama dengan Indramayu untuk memasok beras ke Kota Bandung," kata Elly.
Dia menyebut, total luas lahan di Kota Bandung hingga 2017 ini yakni 725 hektare. Dari jumlah tersebut lahan pesawahan yang dimiliki Pemkot Bandung hanya 32,8 hektare. Kontribusi produksi beras dari total lahan yang ada hingga saat ini baru mencukupi 5 persen dari kebutuhan konsumsi warga Bandung sebanyak 600 ton per hari.
"Kontribusi produksinya baru hanya 5 persen dari kebutuhan konsumsi. Jadi kita masih pasok dari dari luar Bandung," katanya.
Elly mengungkapkan, jika tingkat konsumsi beras masyarakat saat ini tergolong cukup tinggi yakni mencapai 94 kilogram per kapita per tahun. Jumlah ini jauh dibandingkan dengan masyarakat di negara maju yang hanya mengkonsumsi 50 kilogrM.
"Makanya kita galakan beragam program untuk mengurangi konsumsi beras ini salah satunya melalui program One day No Rice. Intinya ada diversifikasi pangan bahwa bukan hanya beras jadi sumber karbohidrat," ucap Elly
Di tempat Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial berharap melalui sidang tahunan dewan ketahanan pangan di Kota Bandung ini bisa menghadirkan sinergitas rumusan-rumusan antar pihak terkait. Sehingga ketahanan pangan di Kota Bandung tetap terjaga.
"Salah satunya kan kerjasama dengan wilayah lain, karena Bandung menyadari sebagai kota metropoliran bukan produsen sehingga masih tergantung dari dari daerah lain. Jadi kerja sama dengan kot kabupaten produsen pangan ini yang dibutuhkan," pungkasnya. (Merdeka)
Hal tersebut disampaikan Kepala Dispangtan Kota Bandung Elly Wasliah saat acarasidang tahunan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kota Bandung yang digelar di Hotel Golden Flower, Jalan Sudirman, Kota Bandung, Rabu (23/12).
Elly mencontohkan, untuk penyediaan beras di Kota Bandung pihaknya masih mengandalkan pasokan dari wilayah tetangga di Bandung Raya seperti Kabupaten Bandung ataupun KBB.
"Karena kita engga punya lahan, makanya kita kerjasama dengan yang lain. Untuk saat ini kita baru kerjasama dengan wilayah-wilayah di Bandung Raya. Ke depan kita juga akan kerja sama dengan Indramayu untuk memasok beras ke Kota Bandung," kata Elly.
Dia menyebut, total luas lahan di Kota Bandung hingga 2017 ini yakni 725 hektare. Dari jumlah tersebut lahan pesawahan yang dimiliki Pemkot Bandung hanya 32,8 hektare. Kontribusi produksi beras dari total lahan yang ada hingga saat ini baru mencukupi 5 persen dari kebutuhan konsumsi warga Bandung sebanyak 600 ton per hari.
"Kontribusi produksinya baru hanya 5 persen dari kebutuhan konsumsi. Jadi kita masih pasok dari dari luar Bandung," katanya.
Elly mengungkapkan, jika tingkat konsumsi beras masyarakat saat ini tergolong cukup tinggi yakni mencapai 94 kilogram per kapita per tahun. Jumlah ini jauh dibandingkan dengan masyarakat di negara maju yang hanya mengkonsumsi 50 kilogrM.
"Makanya kita galakan beragam program untuk mengurangi konsumsi beras ini salah satunya melalui program One day No Rice. Intinya ada diversifikasi pangan bahwa bukan hanya beras jadi sumber karbohidrat," ucap Elly
Di tempat Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial berharap melalui sidang tahunan dewan ketahanan pangan di Kota Bandung ini bisa menghadirkan sinergitas rumusan-rumusan antar pihak terkait. Sehingga ketahanan pangan di Kota Bandung tetap terjaga.
"Salah satunya kan kerjasama dengan wilayah lain, karena Bandung menyadari sebagai kota metropoliran bukan produsen sehingga masih tergantung dari dari daerah lain. Jadi kerja sama dengan kot kabupaten produsen pangan ini yang dibutuhkan," pungkasnya. (Merdeka)
Baca juga :
- Proyek Pembangunan BIJB Berpotensi Bikin Banjir Indramayu
- Pilgub Jabar, Golkar Pangandaran Siap Menangkan Pasangan RK-DMS
- Daftar dan Bimbingan PayTren Indramayu Oleh Imaduddin Badrawi