Kerjasama Indonesia, Maroko dan Tunisia Tingkatkan Ilmu tentang Vaksin

Kolaborasi Produsen Vaksin Negara Negara OKI. (Foto : https://republika.co.id)
Kolaborasi Produsen Vaksin Negara Negara OKI. (Foto : https://republika.co.id)

Imad Analis. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor vaksin terbesar di dunia karena produk vaksin nasionalnya telah memenuhi persyaratan dan standar dunia.



Sebagai otoritas regulatori obat, BPOM RI memiliki tanggung jawab untuk memastikan mutu, keamanan dan khasiat dari vaksin yang diproduksi di Indonesia, termasuk memastikan kinerja dari produsen vaksin nasional yang produknya sudah diekspor ke lebih dari 130 negara di dunia, termasuk didalamnya sekitar 50 negara Organisasi Kerja Sama Islam Internasional (OKI).

Selain itu, BPOM RI juga telah dikategorikan sebagai regulator obat nasional yang fungsional untuk melakukan mandat dalam melindungi masyarakat melalui ketersediaan obat yang aman, berkhasiat dan bermutu, sesuai  hasil penilaian terakhir yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) pada Juli 2018 lalu.

Demikian juga sebagai produsen nasional vaksin dan antisera, Bio Farma telah menerima status WHO Pre-Qualification (WHO-PQ) sehingga eligible untuk memasok kebutuhan vaksin global. Beberapa vaksin yang diekspor Bio Farma ke banyak negara khususnya ke Tunisia dan Maroko antara lain vaksin DTP (Difteri, Tetanus, dan Pertusis), vaksin TT, dan vaksin tOPV.

Semangat kerja sama Selatan-Selatan dan triangular, menjadi suatu kewajiban bagi Indonesia termasuk BPOM RI untuk melakukan sharing knowledge and experience (berbagi pengetahuan dan pengalaman) dengan negara-negara lain, salah satunya dalam bidang vaksin.

Akhir bulan Agustus ini, BPOM RI turut berperan mendukung program Strengthening Indonesia-Morocco–Tunisia Development Cooperation Through Reverse Linkage (RL) yang merupakan program dari kesepakatan (MoU) antara Bappenas dan Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2017 dalam bidang kesehatan dan farmasi, terkhusus dalam bidang vaksin.

Ruang lingkup kerjasama program RL sendiri mencakup 13 sektor yaitu pertanian, kelautan dan perikanan, kesehatan dan farmasi, transportasi, teknologi, pelatihan vocational, perencanaan, microfinance, penganggaran, industri, perdagangan, mitigasi dan bencana alam. (Sumber : Liputan6)

Terimakasih sudah berkunjung di Blog Imad Analis. Semoga artikel ini bermanfaat. Blog ini merupakan blog berbagi berita Kesehatan, Politik dan Edukasi Islam. Blog ini bukan penentu diagnosa utama pada penyakit Anda, jika ada yang ingin ditanyakan seputar kesehatan silahkan hubungi dokter Anda
Baca juga :
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts