Imad Analis. Hoax merupakan isu yang disebarkan tanpa adanya penjelasan atau klarifikasi dari seseorang yang terkait dengan peredaran hoax tersebut. Entah awal mula hoax seperti apa, tidak ada yang tahu yang jelas Hoax merupakan Fitnah dan kebohongan. Dahulu mungkin nama hoax adalah Fitnah dan kebohongan, seiring zaman berubah istilahnya menjadi Hoax sesuatu yang disebarkan melalui media sosial dengan hitungan sistematis dan psikologis masyarkat pada umumnya yang tidak ingin kritis terhadap sesuatu.
Ilustrasi Hoax. (Foto : https://geotimes.co.id) |
Saya bukan korban Hoax, melihat vidio yang konon katanya hoax yang menimbulkan korban jiwa. Keprihatiinan saya terhadap hoax yang sudah empat atau lima tahun ini terjadi juga membuat saya prihatin. Memang perlu adanya informasi yang sebenarnya kita terima, yang terkdang informasi dari tv nasional dan media sudah tidak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya, yang walaupun konon mereka membuat dengan standar jurnalisme.
Saya melihat banyaknya media berita online baik itu media berita nasional dan daerah, yang ujung-ujungnya adalah meraup pundi-pundi uang dari klik berita yang mereka buat. Semakin menarik berita yang di buat, maka semakin banyak klik yang didapatkan. Media-media besarpun sekarang tidak ingin ketinggalan dalam menciptakan sesuatu berita yang heboh dan viral, dan terkadang memuat berita yang semu, tidak diketahui tokoh, lokasi dan entah kapan hal itu terjadi untuk menarik minat pengunjung internet.
Bagaimana Supaya Tidak Menjadi Korban HOAX
Saat ini Hoax sudah menelan korban, yaitu Muhammad Azam Ahmed seorang insinyur Google India meregang nyawa karena di keroyok oleh masa di India minggu-minggu ini. Penyebaran hoax yang menimpa Azam melalui media WhatApp. Menurutu berbagai berita yang saya baca, Azam dan kedua rekannya melihat seorang anak kecil menangis dan kemudian berinisiatif memberikannya coklat. Namun, karena didaerah tersebut sedang terjadi keresahan pada warga karena penculikan terhadap anak, warga sekitar tersebut mengira Azam adalah pelaku penculikan anak.
Melihat kejadian tersebut, Azam pun di curigai sebagai penculik anak. Wargapun memfoto mobil yang ditumpangi Azam dan dishare melalui berbagai Grup WA. Alhasil setelah kabur karena tkaut diamuk masa di daerah tersebut, Azam tertangkap di kota berikutnya, dikeroyok dan meninggal ditangan 2000an massa.
Saat ini teknologi ibarat dua mata pisau. Jika informasi yang sekiranya benar maka share, jika menurut pandangan kita berita tidak baik maka jangan sampai dishare, karena UU ITE yang melakukan share pun bisa kena pidana.
Berikut ini mungkin menjadi tips agar kita tidak menjadi korban Hoax, seperti yang terjadi pada Azam dan rekannya ;
- Jika kita pergi kesuatu kota, alangkah baiknya mengetahui apa yang sedang terjadi disana. Apakah sedang marak pencurian motor, penculikan, dan sebagainya.
- Jangan melakukan sesuatu yang mengundang kecurigaan walaupun itu sebetulnya adalah perbuatan baik seperti yang dilakukan oleh Azam (memberi coklat).
- Jika ada kecurigaan, segera cari kantor Polisi terdekat (jika kita bukan pelakunya), minta perlindungan.
- Mengedukasi anak-anak, keluarga kita akan pentingnya menangkal hoax.
Semoga artikel Cara Menghindari dan Menjadi Korban HOAX dapat memberikan wawasan kepada kita semua, bahwa pentin sekali untuk menangkal penyebaran hoax, apalagi sudah tercatat ada sekitar 25 orang yang meregang nyawa sia-sia karena berita palsu.