Negara INDONESIA Butuh IMPOR?. Pernyataan ini sekarang sangat ramai di bicarakan oleh semua orang atau masyarakat Indonesia pada umumnya, Kenapa? Karena menjelang PEMILU PILPRES 2019 bulan April ini ada pernyataan darisalah satu Capres pasangan nomor urut 02 menyatakan Indonesia tidak perlu impor, Prabowo berjanji jika dirinya menjadi presiden akan swasembada pangan dan bahan bakar.
Pernyataan ini juga pernah di pubhlikasikan oleh Partai PDI-Perjuangan ketika masa kampanye seperti dibawah ini ;
"Tanpa kita sadari, begitu banyak yang kita miliki. Namun sedikit yang kita miliki. Kembalikan kedaulatan pangan, agar tercipta kedaulatan pangan. Itulah INDONESIA HEBAT", Begitu kira-kira narasi yang disampaikan oleh Puan Maharani.
Setidaknya, jika Indonesia stop impor itu untuk melindungi petani, atau keberpihakan pemerintah kepada petani. Pada kurun waktu akhir 2018 sampai awal 2019, Indonesia dibanjiri Impor padahal ketika itu diberbagai wilayah Indonesia sedang mengalami Panen Raya. Inilah yang dinamakan ketidak berpihakan.
Apakah Impor Perlu?
Impor sangat perlu, ketika presiden Soekarno akan melakukan perebutan Papua Barat dari tangan Belanda. Presiden Soekarno menukar rempah-rempah Indonesia dengan Persenjataan untuk TNI.
Impor itu perlu, namun HARUS SESUAI dengan KEBUTUHAN bangsa Kita. Tidak Hanya Sekedar IMPOR. Kita diajarkan untuk Hemat dan Evisien pengeluaran, bahkan sampai berhutan. Ibaratnya Indonesia itu perempuan cantik, agar terlihat cantik dia berdandan tapi dari berhutang. Dia mampu membayar hutangnya, tapi dia terus konsumtif dalam memilih dan memenuhi kebutuhannya.
Wanita cantik ini, tidak mengeksploitasi kelebihannya. Malah terus mau di rayu untuk menjadi "cantik". Wanita cantik ini, terperdaya oleh "bualan-bualan" perayu. Wanita cantik ini sedang di "gombalin". Wanita cantik ini, butuh sekali saja tamparan keras di pipinya agar tersadar dari rayuan para buaya darat.
Menjaga Hubungan Antar Bangsa Dan Negara
Impor merupakan "perjanjian" secara tidak langsung. Dengan impor kita dapat menjaga keutuhan bangsa kita. Ketika ada Impor, maka kita juga "berhak" meng-ekspor. Tidak ada yang rugi. Yang rugi adalah ketika kebijakan dipermainkan oleh orang-orang rakus untuk mendapatkan kekayaan secara pribadi, sehingga merampas kebahagiaan orang kecil.