Penafkahan Dalam Rumah Tangga, Tanggung Jawab Siapa?. Dalam sebuah rumah tangga, masalah penafkahan itu adalah 1000 miliar persen tanggung jawab suami. Adapun istri mau bantu-bantu tentang penafkahan, hukumnya sunnah. Berarti boleh Istri bantu suami tentang penafkahan? Ya tentu boleh banget, memang ada yang salah jika istri bantu penafkahan dalam keluarga?
Periode Entrepeneur Nabi Muhammad. (Foto : https://slideplayer.info/) |
Kita bicara tentang penafkahan ya, bukan tentang mendidik anak, soalnya pembahasannya lebih luas lagi. Tapi, mari kita singgung sedikit saja, bagaimana peran kedua pasangan ini setelah menikah dalam hal urusan mengasuh anak-anak.
Tentang pendidikan anak, harus melibatkan kedua orang tua, jangan hanya ibu saja, ngga ada rumusnya begitu. Pendidikan anak, ya melibatkan keduanya. Begitu idealnya. Bapak jangan berdalih sibuk kerja. Anak tanggung jawab ibu, itu salah. Sangat salah.
Oke, kembali lagi ke soal penafkahan ya. Kita bisa saja belajar dari para sahabat Nabi Muhammad SAW. Atau belajar langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad mulai dikenalkan berwirausaha didampingi oleh pamannya Abu Thalib. Pada saat usia 12 tahun, bersama pamannya itulah, Muhammad kecil berjualan sampai ke negeri Syam. Disini, katakanlah mentor terbaik dari bangsa Quraisy, Abu Tahlib, menjadi mentor pertama berjualan, berniaga kepada Muhammad kecil. Tidak tanggung-tanggung, jual beli tersebut adalah jual beli yang sifatnya internasional. Antar negara. Kalau zaman sekarang, namanya adalah ekspor impor. Itulah yang di kenalkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Setelah beranjak dewasa, beliau memiliki usahanya sendiri. Sehingga ketika beliau menikah dengan Siti Khadijah, beliau membelikan mahar sebanyak 200 unta. Hmm luar biasa bukan? Jika untuk mahar, apakah unta biasa? tentu tidak. Unta terbaik. Unta paling bagus. Betul?
Nah, dari beberapa literatur, apa sih rahasia sukses bisnis ala Rasulullah ini? Berikut ini adalah 12 Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Menjadikan bekerja sebagia ladang menjemput surga
- Jujur dan dapat dipercaya
- Memiliki mimpi dan mau menindaklanjuti
- Berfikir visioner, Kreatif, dan siap menghadapi perubahan
- Memiliki planing dan goal setting yang jelas
- Pandai mempromosikan diri
- Menggaji karyawan sebelum kering keringatnya
- Bekerja keras dan cerdas
- Mengutamakan sinergisme
- Berbisnis dengan cinta dan kasih sayang
- Pandai bersykur dan berucap terima kasih
- Be the best, menjadi manusia yang paling bermanfaat
Selain itu, dalam bisnis Rasulullah memiliki sifat-sifat yang khas, dianataranya adalah :
- Sifat Siddi
- Sifat Tabligh
- Sifat Amanah, dan
- Sifat Fatonah.
Semoga kita sebagai lelaki, bisa meneladani Rasulullah dalam berbisnis, dalam berwirausaha. Ingat, Nabi kita, Rasul kita adalah pengusaha. Bismillah, kita harus mencontoh Nabi dan Rasul kita, Nabi Besar Muhammad SAW.
Bagaimana dengan kita? Masih Ragu untuk memulai?
Dok. Pribadi |
Sebelum kita berlanjut, kita sepakat bahwa soal penafkahan adalah tanggung jawab Suami. Sedangkan Istri hanya membantu. Membantu, itu sewajarnya. Kalau fokus di penafkahan artinya mengmabil alih kawajiban.
Pada zaman ini, membuka usaha begitu sangat mudah. Banyak ibu-ibu bergelar MACAN SADIS artinya Mamah Cantik Sadar Bisnis, hehehe mantap ya sebutannya.
Bagaimana Mamah Cantik Sadar Bisnis ini bekerja? Dunia online adalah jawabannya. Mamah-mamah daripada memiliki smarphone canggih hanya untuk scroll ngga jelas, lebih baik menggunakannya dengan faedah. Misal, mengupload jualan yang menhasilkan rupiah.
Ada loh, mamah-mamah bisnis tanpa modal tapi menghasilkan rupiah? Loh mamah belum tau ya? Inshallah nanti saya jelaskan. Coba mamah WA Saya di sini https://wa.me/6285862486502
Isi WA nya adalah "Mas Imad, Saya mau belajar Jualan"
Semoga mamah bisa saya bimbing dan menghasilkan uang tambahan untuk dapur, untuk beli susu, untuk beli pampers ya. Itu minimalnya. Inshallah saya bisa membimbing sampai mamah punya uang sendiri bisa buat Umroh. Ammiin. Ya Allah.
Sebaiknya di beritahukan juga kepada suami, bapk-bapak. Bisnis itu harus atas persetujuan pasangan. Alangkah baiknya, Suami istri bersinergi bersama untuk mencapai impian secara bersama-sama. Misalnya, Bapak-ibu, berdua bisa umroh bareng-bareng. Bismillah, nanti saya akan tunjukkan caranya.