Abnormality Kehidupan yang Di Bolak Balik. Beberapa waktu lalu, cobaan atas ketegasan saya di uji. Seberapa jauh saya bisa tegas, berani dan bertahan pada prinsip saya. Itikad seseorang harus dilihat niatnya apa? Cerita inipun terus terjadi selama bulan November 2020, sampai-sampai saya menyebutnya "Bulan Dengan Amarah".
Saya melakukan segala upaya dengan berfikir dan hati-hati dalam melakukan tindak tanduk, ini adalah fase dimana hidup saya dimulai dan dinilai oleh fikiran orang lain. Akan banyak pernyataan orang-orang atas sikap saya sebagai leader.
Jika ada yang beranggapan saya salah, wajar saja, karena intinya apa yang kita lakukan belum tentu orang menyukai hal itu. Dan, apa yang kita lakukan bukan untuk menyenangkan hati orang lain. Saya selalu berfikir untuk menyenangkan diri sendiri, bukan untuk menyenangkan hati orang lain.
Loh, kok begitu? Mungkin Anda akan sepakat dengan pernyataan hal tersebut diatas. Orang lain selalu berfikir bahwa kita harus baik kepada orang lain, NO.... Ini salah besar. Saya setuju untuk bersikap baik, tapi tidak setuju untuk bersikap baik kepada semua orang. Semua pasti akan ada balasannya, ya tentu saja benar begitu.
Tapi, orang lain juga ada yang ingin melihat kita susah, miskin, tidak bisa melakukan apa-apa, bahkan orang lain juga menginginkan kita tidak berdaya melakukan apa-apa. Inilah mengapa, berbuat baik kepada siapa saja itu saya setuju, tapi tidak semua orang berhak mendapatkan kebaikan kita. Saya bukanlah makhluk sempurna, namun inilah kenyataan saya pada saat ini.
Ketika kamu berbuat baik, maka orang lain akan datang kepadamu untuk meminta bantuanmu. Namun, ketika sudah dibantu, pertolonganmu itu akan mereka manfaatkan untuk dirinya.
Terkadang, bantuan yang mereka inginkan bukanlah bantuan yang susah untuk dirinya. Hanya saja, mereka ingin memindahkan kesulitan mereka kepada diri kita. Itulah fakta kehidupan yang saat ini saya rasakan. Anda? Anda mungkin tidak merasakan poisis atas apa yang saya rasakan.
Cerita Gagak Tua
Dipersimpangan jalan, saya bertemu dengan orang tua yang sibuk dengan kehidupan dunia dalam fikirannya. Dalam hati saya bergumam, urusan saya dengannya sudah selesai. Terlebih, dirinya sedang menyibukan diri dengan dunianya.
Langkah kaki ini terhenti ketika, nama saya dipanggil. Hati saya tergetar ketika dirinya bicara "Maafkan Saya".
Ya, inilah fakta kehidupan. Saya sangat menghargai dirinya yang sudah mulai menua, walaupun beberapa minggu sebelumnya, saya menerima ucapan yang tidak mengenakan. Saya yang muda, menerima karena dirinya sudah saya anggap orang yang punya integritas dan memiliki kecakapan dalam berorganisasi.
Namun, adakalanya seseorang akan khilaf. Saya hanya bisa berkata, saya mengacungi keberaniannya untuk meminta maaf. Walaupun saya tidak sama sekali memintanya untuk masa hidup ini, artinya saya sudah menelan semua ucapannya dan tidak mempersalahkan sikapnya selama ini.
Hidup ini sangat-sangat singkat, ketika saya dihadapkan pada ketidak benaran maka saya akan maju untuk mempertanggungjawabkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkannya kepada Saya. Saya akan maju untuk menghunuskan pedang keadilan, walaupun dimata orang lain, saya bisa saja salah. Saya dan keyakinan yang saya miliki dalam kebenaran tidak akan mudah goyah sekalipun.
Inilah Kehidupan Dunia Yang Fana
Jika yang kita inginkan segera diwujudkan, bersyukurlah. Tidak semua orang mengalami apa yang sedang Anda alami. Bertobatlah kepada Tuhan Anda, bahwa selama ini Tuhan Anda menyayangi sepenuhnya kehidupan Anda.
Dunia ini hanya persinggahan, itulah yang saya yakini. Setelah dunia ini selesai dengan segala urusannya. Maka, kita akan dihidupkan kembali di dunia yang Tuhan kehendaki. Dikumpulkan dalam golongan yang baik, dan golongan yang selalu berbuat kejahatan.
Kefanaan dunia ini, saya serahkan kepada penguasa hidup. Saya memang belum merasakan seteguk nikmatnya dunia, namun saya tetap berjuang setidaknya saya bisa meneguk kenikmatan dunia fana ini. Dunia ini sangat indah, andaikata saya bisa seperti Nabiyullah Sulaiman A.S, kemanapun beliau inginkan secepat itulah beliau berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya.
Dunia mengalir dalam hidupnya, dan saya ingin sekali merasakan seteguk kehidupan dunia fana ini. Namun, saya terkadang takut untuk terbawa arus dan tergelincir. Bahwa dunia ini akan menjeremuskanku kedalam kehidupan yang tidak baik-baik saja.
Saat inipun, dalam tindak kebenaran yang saya yakini, terkadang saya masih mencoba hal yang tidak disukai Tuhan saya, dengan anggapan kebenaran berfikir yang saya yakini sendiri.
Posting Komentar