Bakteri di Tinja Bayi Bantu Pencernaan Lebih Sehat

Peneliti mengembangkan probiotik dari feses bayi. (Foto : https://sains.kompas.com)
Peneliti mengembangkan probiotik dari feses bayi. (Foto : https://sains.kompas.com)

Imad Analis. Temuan terbaru mengungkap kotoran bayi merupakan sumber potensial mikroba yang dapat berkontribusi pada pencernaan yang lebih sehat.

Hal itu tentu saja terdengar aneh atau mungkin menjijikan.




Namun, para peneliti di Wake Forest School of Medicine telah mengembangkan minuman probiotik yang berasal dari galur bakteri usus yang ditemukan pada feses bayi. 

Minuman probiotik ini dinilai dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk memproduksi asam lemak rantai pendek (SCFA).

"Asam lemak rantai adalah komponen kunci dari kesehatan usus yang baik," sebut Hariom Yadav, peneliti dari Wake Forest School of Medicine, dilansir Science Daily, Kamis (23/8/2018).

"Orang dengan diabetes, obesitas, gangguan autoimun, dan kanker umumnya memiliki lebih sedikit asam lemak rantai pendek.

Meningkatkan asam lemak ini dapat membantu dalam mempertahankan atau bahkan memulihkan lingkungan usus yang normal dan semoga juga meningkatkan kesehatan," tambahnya.

Tim peneliti pun merancang penelitian untuk menguji efek galur probiotik yang berasal dari sampel feses bayi yang sehat dan untuk menentukan bagaimana galur probiotik itu bekerja.

"Kotoran bayi dipilih lantaran bayi biasanya cukup sehat dan jelas tidak menderita penyakit yang berkaitan dengan usia, seperti diabetes dan kanker," jelas Yadav.

Dalam penelitian tersebut, Yadav dan timnya mengumpulkan sampel fases dari popok 34 bayi sehat.

Kemudian mereka mengisolasi 10 galur bakteri, yang terdiri dari lima spesies bakteri Lactobacillus dan lima spesies Enterococcus.

10 galur bakteri itu digunakan untuk mengidentifikasi kandidat galur terbaik yang dapat bertahan hidup dalam usus manusia dan merangsang produksi SCFA.

Peneliti kemudian menguji pemberian dosis yang berbeda dari campuran probiotik tersebut pada tikus, serta dalam medium kotoran manusia untuk meniru lingkungan sistem pencernaan manusia.

Dalam temuan yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports edisi daring 23 Agustus 2018, ahli menemukan bahwa dosis tunggal dapat mempertahankan keseimbangan mikroba yang sehat dan meningkatkan produksi SCFA baik pada tikus dan media feses.

"Pekerjaan ini memberikan bukti bahwa probiotik asal manusia dapat dimanfaatkan sebagai perawatan untuk penyakit manusia yang terkait dengan ketidakseimbangan mikrobiom usus dan penurunan produksi SCFA dalam usus," kata Yadav.

Namun tentunya masih banyak penelitian yang diperlukan sebelum nantinya menemukan probiotik bayi di rak-rak toko.

"Selain itu data kami harus berguna untuk studi masa depan yang bertujuan untuk menyelidiki pengaruh probiotok pada mikrobioma manusia, metabolisme dan penyakit terkait," tambahnya. (Sumber : Tribun News Jogja)

Terimakasih sudah berkunjung di Blog Imad Analis. Semoga artikel ini bermanfaat. Blog ini merupakan blog berbagi berita Kesehatan, Politik dan Edukasi Islam. Blog ini bukan penentu diagnosa utama pada penyakit Anda, jika ada yang ingin ditanyakan seputar kesehatan silahkan hubungi dokter Anda
Baca juga :



Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts