Kebencian Menyelimuti Hati. Apakah saya merasakan kebencian teramat sangat dalam? Iya saya pernah merasakannya. Sampai-sampai saya ingin sekali menggiringnya ke alam baka. Seperti itulah kebencian saya yang tak terbendung itu. Ada dua orang yang saat ini saya masih menganggap nya sebagai "hama" kehidupan. Apakah saya belum bisa memafkannya? Iya untuk saat ini sepertihalnya demikian.
Apa alasan membenci orang lain |
Saya dilahirkan bukan dari kalangan ustadz, saya memahami agama ini hanya sebatas apa yang saya terima ketika saya "mengaji" di mushala. Saya tidak memahami bagaimana "menghukum" orang lain dengan kebencian yang sangat amat dalam. Saya membenci seseorangpun tanpa alasan. Kedua orang tersebut sangat merugikan kehidupan saya, baik saat itu dan imbasnya kepada kehidupan saya saat ini.
Apakah saya orang sempurna? tentu tidak. Karena saya juga merasa tidak sempurna. Dan, saya juga mungkin dibenci oleh orang lain. Tentu saja, karena manusia khususnya saya bukan lah sosok yang patut di tiru kehidupannya. Melainkan apa yang saya lakukan adalah improfisasi kehidupan. Saya akan menyukai dan juga membenci orang.
Baca juga : Dialog Kepala Tertutup
Ini penilaian saya adalah fitrah kehidupan. Semua orang akan merasakannya. Tidak terkecuali Anda. Anda pasti memiliki nama seseorang yang pernah menyakiti Anda. Tapi yang harus di ingat adalah, apakah kita juga pernah melukai seseorang.
Instrospeksi Diri, Untuk Menjadi Lebih Baik
Baik yang ingin saya sampaikan di artikel ini adalah, ketika saya sibuk membenci seseorang, sesungguhnya saya sedang melakukan hal kesia-siaan. Apa yang saya lakukan itu tidak ada gunanya sama sekali. Apa yang salakukan itu tidak dapat membuat saya kaya. Yang ada adalah menjauh kan diri saya dari Allah.
Saya memang bukan orang yang sempurna, tapi setiap diri kita harus benar-benar belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Saya pernah ada pada satu kondisi hampir dikeroyok, yang sebenarnya saya bisa mendatangkan jumlah orang lebih banyak lagi. Apa yang saya lakukan, menerima kesalahan saya dengan tidak mengajak orang lain untuk terlibat dalam masalah saya.
Baca juga : Kemelut Zonasi Sekolah, 1 Kelas SD Ini Hampir Tidak Melanjutkan Ke Tingkat SMP
Saya ketika mendapat masalah, saya akan instrospeksi diri. Kesalahan adalah Kebodohan. Ketika Saya melakukan kesalahan dan tetap membela kesalahan saya, maka dengan begitu saya sedang menampakkan kebodohan saya sendiri. Saya akan diam dan merenungkan, lalu merubah sikap saya untuk lebih baik lagi. Kadang, walaupun kita sudah merubahnya, belum tentu orang yang pernah kita sakiti akan menerimanya.
Seperti itulah kehidupan. Saya sendiri tidak menginginkan ada orang yang menyukai saya. Tapi saya akan terus menebarkan kebaikan, walaupun orang yang membenci saya tidak menyukainya. Karena saya masih di support oleh orang-orang yang memang menginginkan saya ada dan terus mendukung saya kapanpun, dan dimanapun.
Hidup ini sangat-sangat simpel. Ketika kamu selalu berbuat baik, maka kamu akan mendapatkan kebaikan dari apa yang kamu lakukan. Ketika kamu berbuat sesuatu yang tidak mengenakan bahkan mengganggu seseorang, maka kamu akan mendapatkan balasan atas apa-apa yang sudah kamu kerjakn. Inilah cerminan kehidupan yang kita tahu dan amat memahaminya.
Baca juga : Mulai Aktif Nge-Vlog Lagi :)
Pelajaran Kehidupan
Setelah mempelajari kehidupan yang sudah saya alami selama 33 tahun ini, saya mulai merapatkan ide-ide yang sudah saya buang karena tergiring oleh keinginan lain yang tentunya entah berhasil diwujudkan atau tidak.
Pelajaran kehidupan ini akan terus saya alami, dan saya akan mengkaji untuk diri sendiri agar pribadi ini menjadi lebih baik lagi. Saya merasa terganggu dengan apa yang sudah saya lakukan dan merusak suasana hati seseorang. Saya tidak mau, kerikil kecil ini akan merusak langkah saya untuk dimasa yang akan datang.