Pembelajaran Daring Menggunakan GOOGLE CLASSROOM. Setelah dilakukan new normal oleh pemerintah, sistem pembelajaran berubah total menjadi sistem online, atau daring. Banyak cara dan aplikasi yang digunakan salah satunya yang digunakan oleh sekolah tempat anak saya belajar adalah dengan menggunakan Google Classroom.
Pada pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah dasar dimana anak saya belajar, setiap siswa diwajibkan menyerahkan e mail. Saya membuat akun g mail untuk anak saya, yang ternyata jika usianya masih anak-anak, akan otomatis di tautkan kepada orangtuanya dalam hal ini adalah saya sendiri.
Dikarenakan, menggunakan akun anak saya, jadinya hape yang saya gunakan memiliki berbagai keterbatasan. Buka Youtube jadi buka youtube kids, haha. Tidak bisa melakukan apapun. Jadinya, saya otomatis menganggarkan untuk membeli hape baru untuk saya gunakan. Dan, hape yang saya sebelumnya dipakai untuk mengerjakan pekerjaan rumah anak saya yang diberikan oleh gurunya melalui Google Classroom.
Tantangan Belajar Daring Di Masa COVID-19
Pembelajaran dimasa pandemi COVID-19 ini bagi orangtua yang memiliki tiga anak, jam kerja tidak teratur akan membuat tugas-tugas anak menjadi terbengkalai. Tidak ada tips, yang jelas harus menyesuaikan dengan mood anak untuk siap dan mau fokus belajar. Walaupun di tengah-tengah belajar harus main-main dulu akhirnya, tidak selama belajar anak akan fokus untuk mengerjakan soalnya, terkadang di tengah-tengah pembalajaran kami sebagai orang tua harus mengalah karena anak ingin melakukan kegiatan lainnya. Namun, harus di ingatkan untuk kembali ke pekerjaannya yang belum selesai dan harus di selesaikan dalam hari itu juga.
Pembelajaran Daring banyak sekali tantangannya, apalagi jika tugas yang diberikan oleh guru lebih dari 2-3 mata pelajaran. Anak saya yang saat ini naik di kelas dua, dalam satu hari ada 4 tugas dari sekolah walaupun tugasnya tidak banyak diantara masing-masing pelajaran. Bagi saya, orang tua harus fokus juga untuk membantu anak menyelesaikan tugasnya.
Kuncinya ada pada orang tua juga akhirnya. Orang tua yang fokus akan membantu anak untuk fokus. Nah, beruntungnya anak saya masih kelas 2 sekolah dasar, mungkin saya juga tidak akan bisa melakukan apa-apa jjika anak saya sekolahnya di jenjang SMA, dengan tugas Matematika atau Kimia mungkin, saya sebagai orangtua teler liatnya hahaha.
Saya membagikan pengalaman saya yang mana anak saya masih Sekolah Dasar. Saya tidak tahu cara bagaimana membantu fokus belajar anak sekolah menengah atau sekolah atas dimasa seperti ini. Semoga pandemi ini cepat berlalu, dikarenakan tingkat pendidikan orang tua tidak sama akhirnya akan memberikan cara pembelajaran yang berbeda kepada anak-anaknya.
Posting Komentar