Adab Menyantap Hidangan Menurut Ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW

Posting Komentar

Adab Menyantap Hidangan Menurut Ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW. Dalam menyantap hidangan, Rasulullah SAW memberikan contoh yang baik bagi umatnya. Rasulullah SAW bersabda, "Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertika untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernapasan." (Hadist Riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)


https://imadanalis.blogspot.com/2021/05/adab-menyantap-hidangan-menurut-ajaran-islam-dan-nabi-muhammad-saw.html
Ilustarai. (Foto : https://galamedia.pikiran-rakyat.com/)


Dalam Islam memang tidak dianjurkan untuk berlebih-lebihan, termasuk dalam menyantap makanan. Surat A; An'am ayat 141, : ...... sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."


Berikut adalah cara Rasulullah Makan

  • Membaca do'a sebelum makan.
  • Makan dengan tangan kanan. Dari Muslim, Rasulullah bersabda, "Janganlah kamu makan dengan tangan kiri, karena setan selalu makan dengan tangan itu'".
  • Tidak bersuara ketika sedang mengunyah makanan. 
  • Tidak mencela makanan, jika tidak suka maka tinggalkan makanannya.
  • Tidak meniup makanan atau minuman yang masih panas. 
  • Makanan yang jatuh cukup dibersihkan kotorannya, lalu dimakan kembali. 
  • Jangan minum dalam satu tarikan nafas. 
  • Jangan bernafas didalam tempat minum (gelas). 
  • Makan dan minum secara perlahan, tidak tergesa-gesa. 
  • Makan dan minum sambil duduk.
  • Dianjurkan untuk menjilati jari-jemari sesudah selesai makan. Dari Bukhari, "Apabila salah seorang dinatara kamu selesai makan, janganlah kamu mengusap tangannya hingga kamu menjilatnya". 


Selain tata cara yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, makanan dan minuman yang kita santap hendaknya jelas kehalalannya dan bermanfaat bagi tubuh. Jika Allah sudah mengharamkan sesuatu bagi Umat-NYA, maka tidak lain demi kebaikan manusia itu sendiri. Bisa jadi makanan tersebut mengandung lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. 

Allah berfirman dalam surat Al An'am ayat 119, "Dan mengapa kamu tidak mau memakan dari apa (daging hewan) yang ketika disembelih disebut nama Allah SWT, padahal Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan-NYA kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa. Dan sungguh, banyak yang menyesatkan orang dengan keinginannya tanpa dasar pengetahuan. Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas". 

Aturan-aturan dalam Islam tidak dibuat untuk menyusahkan manusia. Justru dari perintah dan larangan Allah tersebut, kita dijaga untuk tetap berada dalam jalan yang benar. Aturan sekecil apapun sudah ditetapkan sejak Zaman Nabi Muhammad SAW dan masih relevan sampai sekarang. Seperti Rasulullah sesekali makan daging, dan tentu saja diselingi dengan sayur-sayuran. Memperbanyak minum air putih dan buah-buahan. 

Dari kesederhanaan gaya hidup beliau, kita bisa mengambil contoh yang baik. Dari makanan beliau, kita bisa belajar tentang mencegah penyakit dengan gaya hidup yang sehat. Jika perut adalah sumber dari banyak penyakit, maka dari perut jugalah kita bisa menyembuhkan berbagai penyakit. 

Menghindari makanan instan, cepat saji, akan membuat kita hidup lebih sehat. Tubuh kita hanya perlu mencerna apa yang seharusnya menjadi tugasnya. Bukan tugas lambung untuk mencerna zat-zat asing yang banyak ditemukan dalam makanan yang beredar disekitar kita. 

Demi alasan praktiss dan laba, banyak produsen makanan yang menyelipkan zat berbahaya pada makanan. Pengawet yang seharusnya untuk makanan dicampurkan dalam bahan baku sehingga dagangannya masih bisa dimanfaatkan jika tidak laku hari ini. Selain pengawet, kita juga disuguhi oleh berbagai pewarna tekstil dalam makanan, demi sebuah tampilan yang menarik. Padahal jika kita mau berusaha, Allah sudah menyiapkan cara yang lebih alami, sehat, dan tidak membahayakan tubuh. 

Rempah-rempah bisa digunakan untuk mengawetkan makanan secara alami. Pewarna tekstil bisa diganti dengan pewarna alami, memakai daun pandan, daun suji, buah bit, atau wortel. Ternyata Allah sudah menyediakan semuanya untuk kita. terdapat banyak petunjuk-Nya bagi kaum yang mau berfikir. 

Menyiapkan hidangan untuk anak-anak membutuhkan perhatian intensif. Daya tahan tubuh anak-anak tidak sekuat orang dewasa. Mudah sekali bakteri masuk melalui makanan, cara memasak yang tidak benar, serta tempat makan yang tidak dicuci bersih. Membiasakan diri minum madu secara rutin akan membuat daya tahan tubuh menjadi kuat.

Kekhawatiran tentang penyakit yang bersembunyi dibalik rasa enak atau tampilan mewah sebuah menu sebenarnya bisa dicegah dengan mulai menyiapkan makanan sehat bagi keluarga. Memang membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menyiapkan hidangan keluarga, tetapi fakta bahwa hal baik yang diniatkan untuk meraih ridha-Nya tidak akan luput dari catatan amal kita, maka tidak ada alasan lagi untuk menunda-nunda menyiapkan hidangan sehat bagi keluarga. Dari pemilihan makan yang sehat, setidaknya kita sudah meringankan tugas pneernaan, dan bonusnya adalah tubuh sehat. 


Menyiapkan hidangan sehat untuk keluarga dimulai dari :


dapur sehat cara dan adab masak menurut rasulullah
Ilustrasi. (Foto : https://news.detik.com/)


Kebersihan bahan

Bahan baku yang dibeli di supermarket besar belum tentu lebih bersih daripada yang dibeli di pasar tradisional. Bahan yang hendak dipakai sudah semestinya dicuci bersih dengan air mengalir. Sayur atau buah yang terlihat bersih di rak supermarket tentu bebas dari bakteri. 


Kebersihan dapur

Dapur sebagai pusat untuk menyiapkan hidangan keluarga ibarat jantung bagi tubuh. Dapur dan alat-alat yang digunakan untuk memasak sama-sama harus terhaga kebersihannya. 


Kebersihan diri

Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum mengolah bahan masakan. Hindari memakai cat kuku ketika sedang memasak, dikhawatirkan cat mengelupas lalu masuk dalam masakan. 


Buah import dan buah lokal

Fakta yang beredar dimasyarakat tentang formalin pada buah import sempat membuat masyarakat enggan untuk membeli buah import. Karena itu, tidak ada salahnya untuk mengganti apel merah dengan apel Malang. Saatnya membuat tanaman buah dan sayur lokal menjadi raja di negeri sendiri. 


MSG (Monosodium glutamat)

Penyedap memang akan membuat masakan menjadi lebih lezat, tetapi berakibat buruk bagi tubuh. Dalam jangka pendek bisa menyebabkan mual, pusing, muntah, sariawan dan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker. 

Untuk membuat masakan lebih lezat tanpa MSG, kita bisa menambahkan bawang putih, bawang merah atau bawang bombai. Selain itu gula pasir dan garam bisa membuat rasa masakan menjadi lebih enak. Atau bisa memilih kaldu non-MSG yang mulai banyak tersedia. 

Kaldu

Membuat kaldu tidak begitu sulit. Cukup merebus ayam, daging, atau ikan ditambah dengan bawang putih, bawang merah, bawang bombai. sereh, daun bawang, daun seledri, daun salam, garam dan merica. Kita bisa membuat kaldu dalam jumlah banyak, lalu dibekukan dalam cetakan es batu. Cairkan jika hendak digunakan untuk memasak. Cara ini jauh lebih sehat daripada memakai kaldu yang dijual dipasaran. 

Demikian artikel terkait cara menyantap hidangan menurut ajaran Islam dan inshallah sesuai tuntunan Rasulullah SAW, Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga dalam artikel ini dijelaskan bagaimana cara menyiapkan hidangan yang sehat. Semoga bermanfaat. 

Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar