Bukan Pertarungan Tapi Pertaruhan Keadilan. Apa yang terjadi pada diri saya ini? Mungkin Allah memberikan "cobaan" ini ditujukan kepada Saya, karena saya mampu. Ataukah Allah menguji Saya agar derajat saya dinaikkan setinggi-tingginya? Atau Allah ingin menghapus dosa-dosa masa lalu saya?
Ilustrasi. |
Apapun yang Allah rencanakan, insyallah saya ikhlas untuk menjalaninya. Saya sudah merasa bukan orang baperan dengan kondisi sekarang saya jalani. Saya saat ini fokus untuk 5-10 tahun kedepannya, baik secara ekonomi juga posisi kehidupan saya.
Saya tidak akan berada pada arus kehidupan orang lain. Saya tidak akan mudah terbawa arus yang begitu mengombang-ambing "didepan jendela" saya. Silahkan saja jalani kehidupan Anda sendiri-sendiri. Saya tidak akan mencampuri kehidupan orang lain.
Baca juga : Seminar Meraih Rp. 100Juta Pertama Oleh Motivator Bisnis Ippho Santosa
Bekerja adalah proses mengaktualisasikan diri untuk mematuhi segala peraturan perusahaan. Tapi nyatanya perusahaan tidak memiliki aturan sama sekali. Semua kacau balau. Posisi saya menjadi taruhan untuk beberapa hari kedepan, beberapa bulan kedepan. Saya akan mempersiapkan segala sesuatu nya untuk yang terburuk. Saya akan menjalani diskriminasi sosial, itu yang sudah saya baca beberapa detik, beberapa jam ini.
Sudah tidak ada kebenaran yang bisa kita jalani saat ini. Idealisme akan mati dengan sekumpulan orang yang memiliki kepentingan. Sekumpulan orang akan mengendalikan segala kebijakan yang mendukung dan bertolak belakang dengan kehendaknya.
Saya akan terus ada pada arus ini. Arus yang akan terus mengombang-ambing. Bagaimana Saya akan bersikap menghadapi Pertarungan ini?
Keadilan Yang Semu
Tidak ada kebernaran hakiki yang akan kita jalani sekarang. Saya, bisa jadi korban untuk mencuci nama beberapa orang. Bisa saja, saya akan menjadi pedang untuk menebas. Atau menjadi tameng untuk bertahan. Saya sampai saat ini hanya bisa diam dan menunggu. Apa yang akan saya lakukan.
Baca juga : Seriusin Buat Buku Nih Ya.........
Hidup saya, ingin di dedikasikan untuk mengabdi menjadi rakyat biasa. Itu harapan saya. Hidup damai dan tentram. Tidak berurusan dengan berbagai orang dengan watak dan ucapan-ucapan orang lain. Saya menyadari bahwa saya bukan siapa-siapa. Saya bukan anak siapa-siapa. Dan saya hanya punya doa-doa dari orang tua untuk memantapkan setiap langkah saya selama ini. Dan, Saya memiliki Allah ajawazzala yang Maha Segalanya.
Saat ini, kebenaran adalah sesuatu yang langka. Saat ini, keberpihakan seseorang akan menjadi budaya untuk peradaban kita. Saya? Apakah harus mempersiapkan Pertarungan ini?
Baca juga : Nabung Saham Apa? Kenapa Saya Pilih BNI Sekuritas
Catatan ini adalah kegundahan yang saat ini sedang di jalani. Catatan kegundahan, selain meminta pertolongan Allah, saya menuliskan di blog supaya menjadi bahan evaluasi untuk menyiapkan bekal untuk masa yang akan datang. Karena Allah menyukai orang-orang yang berserah diri dan menggunakan akalnya untuk lebih mendekatkan diri kepada-NYA.