Obat Ranitidin di Tarik di Sejumlah Negara, Begini Menurut BPOM

Obat Ranitidin di Tarik di Sejumlah Negara, Begini Menurut BPOM. Sejumlah negara udah menarik atau menghentikan penjualan obat maag ranitidine. Hal berikut dikerjakan sebab tersedia potensi zat penyebab kanker dalam obat tersebut.

Obat Ranitidin di Tarik di Sejumlah Negara, Begini Menurut BPOM
Ranitidine.

Walaupun sejumlah negara udah menarik obat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum mengambil alih ketetapan untuk menarik obat ini. 

Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM Rita Endang menunjukkan masih dibutuhkan uji laboratorium sebelum saat sementara mengambil alih ketetapan untuk menarik obat ranitidine.


"Tentu seluruh perlu kehati-hatian, BPOM masih dalam proses tindak lanjut. Saat ini tengah dikerjakan pengujian laboratorium. Uji laboratorium perlu waktu," ujar Rita kepada Kontan.co.id, Senin (30/9). 

Meski begitu, BPOM menyebutkan udah tersedia penarikan obat ranitidine secara sukarela oleh perusahaan yang mendaftarkan produk tersebut. Tak hanya itu, BPOM termasuk udah melakukan public warning atau memberikan informasi awal kepada para petugas kesegaran tentang ini.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperingatkan bahwa sebagian pil ranitidine mengandung sejumlah kecil N-nitrosodimethylamine (NDMA), zat yang menurut mereka mungkin berbentuk karsinogen atau dapat sebabkan kanker.

Produsen obat di seluruh dunia udah jadi menarik obat maag yang dikonsumsi secara luas, antara lain bersama dengan nama dagang Zantac. Sementara FDA dan regulator obat Eropa tengah meninjau apakah tingkat NDMA rendah di ranitidine menimbulkan risiko kesegaran bagi pasien.


Setelah Amerika Serikat, penarikan obat maag ranitidine mulia berjalan di sebagian negara lain. Salah satunya di Bangladesh.

Badan pengawas obat-obatan Bangladesh terhadap hari Minggu mengeluarkan larangan penjualan obat maag populer ranitidine, sepanjang penyelidikan potensi zat penyebab kanker dalam obat tersebut.

Langkah itu mereka melakukan sehabis Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperingatkan bahwa sebagian pil ranitidine mengandung sejumlah kecil N-nitrosodimethylamine (NDMA), zat yang menurut mereka mungkin berbentuk karsinogen, alias sebabkan kanker.

"Kami udah melarang impor bahan baku, mengolah dan penjualan ranitidine hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata Khandaker Sagir Ahmed, direktur otoritas pengawas obat-obatan Bangladesh, memberikan bahwa ketetapan berikut diambil alih sebagai tindakan pencegahan.


Produsen obat di seluruh dunia udah jadi menarik obat maag yang dikonsumsi secara luas, antara lain bersama dengan nama dagang Zantac. Sementara FDA dan regulator obat Eropa tengah meninjau apakah tingkat NDMA rendah di ranitidine menimbulkan risiko kesegaran bagi pasien.

Perusahaan farmasi Bangladesh yang terkena dampak ini adalah Beximco Pharmaceuticals dan Square Pharmaceuticals. Masing-masing mengolah ranitidine bersama dengan merek Neoceptin R dan Neotack.

Otoritas pengawas obat Bangladesh dapat menguji sampel obat tapi termasuk meminta produsen dalam negeri untuk menguji obat mereka di laboratorium terakreditasi dan mengirim laporan ke pengawas, kata Ahmed seperti dikutip Reuters.  
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Imaduddin Badrawi, S.Tr.AK
Founder www.infolabmed.com, tim penulis buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik". Aktif menulis di https://www.atlm-edu.id/, https://www.indonewstoday.com/, dan https://kumparan.com/catatan-atlm. Untuk kerjasama bisa melalui e mail : imadanalis@gmail.com

Related Posts