Ilustrasi. (Foto : https://www.scribblelive.com) |
Imad Analis. Berikut ini merupakan catatan pribadi saya tentang keadaan politik Indonesia. Saya sudah melihat pernyataan Bp. Mahfud MD saat diacara ILC yang ditayangkan sebuah stasiun televisi Swasta itu.
Yang kemudian esok harinya, Bpk. Sandiaga Uno dan Bpk. Prabowo berkunjung ke Kantor PB NU dan diterima oleh Kyai Aqil Sirad. Selain itu, Pasangan Capres dan Cawapres ini tiga hari sebelumnya berkunjung ke kantor Muhammadiyah di Jakarta.
Banyak strategi yang akan dimainkan dalam Pilpres 2019, yang kemungkinan Bp. Ahok akan menggantikan Bp. Kyai Ma'Aruf Amin. Ini hanya pandangan politik saya pribadi. Tapi, memang jika saya perhatikan dengan seksama, seharusnya jika tidak terjadi peristiwa 212, maka Jokowi dan Ahok-lah yang akan maju pada Pilpres 2019.
Ini mungkin saja, strategi yang sudah tersusun rapih yang kita semua tidak mengetahuinya. Namun, Saya juga melihat perubahan strategi yang dilakukan oleh pihak Prabowo Subianto dengan menarik Sandiaga menjadi wakil Gubernur pada pilgub tahun lalu ini ternyata untuk membantu elektabilitas suara Gerindra pada Pilpres 2019.
Apa yang dilakukan oleh Sandiaga dengan memberikan kursi Gubernur kepada Anis Baswedan merupakan langkah politik untuk menyiapkan pilpres 2019.
Ketidakpastian Program Pembangunan NKRI
Negara republik ini sangatlah luas. Namun, negara kita bisa terkotak-kotak oleh drama politik 5 tahunan. Kita tidak mendapatkan kepastian kapan Indonesia akan menjadi negara yang maju dan mandiri. Kapan Indonesia akan menjadi negara yang maju.
Drama politik 5 tahunan ini, membuat rakyat Indonesia menjadi terkotak-kotak. Kita mudah terbawa arus politik pragmatis yang terus menerus di hembuskan oleh media-media yang menjadi tontonan masyarakat setiap hari.
Indonesia membutuhkan percepatan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan. Patut saya acungi jempol pemerintahan Jokowi dalam percepatan pembangunan Indonesia. Dimana, pada saat ini Indonesia merupakan negara yang terus menggenjot semua insfrastruktur strategis, mulai bandara, jalan tol, pelabuhan, dan sebagainya.
Namun, ketidakberpihakan pemerintah pada umat Islam pada masa awal berkuasa dan memperkuat suara di Jakarta tidak berhasil, membuat cacat kepercayaan ummat Islam kepada Jokowi. Ya, hanya itulah yang saya rasakan. Dengan mata kepala saya menyaksikan semua itu. Sampai ketika acara 212 saya terus pantengin berita di INews Tv yang waktu itu I news dan MNC group masih berpihak pada ummat Islam.
Sayapun sadar bahwa, akan ada masa dimana Allah membuka keburukan. Allah akan menunjukkan mana yang harus di ikuti dan mana yang tidak. Allah Akan memberikan peringatan kepada orang-orang yang tidak memegang janjinya.